Pontianak – Sahabat Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak (SEKA) rancang kegiatan perdana yang bernama “Cycling To Religious Sites” sebagai tindak lanjut kegiatan Workshop Sahabat Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak (SEKA) yang telah dilaksanakan pada Jum’at-Sabtu, 22-23 Juli 2022. Kegiatan ini melibatkan tokoh lintas agama dan komunitas-komunitas yang ada di Kota Pontianak.
SEKA dalam Ngopi Sahabat Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak (NGOKA) pada Sabtu (06/08/22) memulai survei sekaligus silaturahmi mengunjungi rumah-rumah ibadah di kota Pontianak dan sekitarnya. Dalam hal ini, kunjungan ke rumah ibadah menggunakan sepeda bertujuan untuk menjaga kesehatan pemuda dan wanita lintas agama dan komunitas kota Pontianak, bersamaan dengan memperingati Hari Jantung Sedunia.

SEKA melakukan kunjungan ke Masjid Raya Mujahidin Pontianak (Doc: Sahabat Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak)
Silaturahmi ke rumah ibadah dimulai pukul 08.00 WIB, perjalanan dimulai dari Masjid Raya Mujahidin Pontianak kemudian bertolak ke Gereja Kalimantan Evangelis Pintu Elok yang berjarak 2 menit. Di GKE Pintu Elok, SEKA disambut oleh bapak Pendeta Paulus Ajong, Ketua Persatuan Gereja-gereja Indonesia Wilayah Kalimantan Barat yang tengah melaksanakan outbond bersama pemuda gereja.

SEKA melakukan kunjungan ke Gereja Kalimantan Evangelis Pintu Elok (Doc: Sahabat Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak)
Dari GKE Pintu Elok, SEKA bergerak menuju dua Vihara besar di Kalimantan Barat yang terletak dipinggir kota Pontianak, tepatnya di Kabupaten Kubu Raya yaitu Maha Vihara Maitreya Kalimantan Barat dan Vihara Vajra Bumi Kertayuga. Ronaldo Heryanto, salah satu Sahabat Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak yang beragama Buddha menjelaskan tentang perbedaan kedua Vihara yaitu adanya perbedaan aliran di dalam agama Buddha itu sendiri.

SEKA melakukan kunjungan ke Vihara (Doc: Sahabat Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak)
Dari kedua Vihara megah nan cantik, SEKA melanjutkan perjalanan menuju Pura Gripati Mulawarman yang terletak di jalan Adisucipto Kabupaten Kubu Raya. I Kadek Harda Widiyasa dan I Putu Eka Satya memandu SEKA di dalam rumah ibadah Pura. SEKA diperkenalkan dengan orang tua Widi dan Putu, demikian panggilan kedua pemuda Hindu ini yang baru saja selesai melakukan yoga bersama ibu-ibu dan sejumlah pemudi di lapangan parkir Pura.
Selanjutnya Widi memperkenalkan SEKA kepada bapak I Wayan Sartra, pengurus harian Pura dan pengurus Parisadha Hindu Dharma Kalimantan Barat. SEKA diwakili Octavia Shinta Aryani (Regional Manager Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak) memperkenalkan diri dan menyampaikan rencana kegiatan yang disambut dengan dukungan hangat dari bapak I Wayan Sartra.

SEKA melakukan kunjungan ke Pura Gripati Mulawarman (Doc: Sahabat Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak)
Perjalanan selanjutnya adalah menuju kelenteng tua di tengah kota Pontianak milik Yayasan Vihara Bodhisatva Karaniya Metta. Kali ini pak Adi Sucipto, Sahabat Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak yang beragama Konghucu, dengan senang hati berbagi cerita seputar kelenteng tua salah satunya cerita tentang lonceng tua yang dibawa dari Tiongkok pada 1789, pada kepemimpinan Raja Kheng Long (1736 – 1796).

SEKA melakukan kunjungan ke Kelenteng milik Yayasan Vihara Bodhisatva Karaniya Metta (Doc: Sahabat Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak)
Ada banyak cerita dari masing-masing Sahabat Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak di sepanjang perjalanan silaturahmi ke rumah ibadah tentang perbedaan dan keragaman yang dimiliki masing-masing agama. Pada kegiatan yang sedang dalam perencanaan yaitu kunjungan ke rumah ibadah menggunakan sepeda, SEKA mengusung permasalahan lingkungan yang akan menjadi tema utama dimana lingkungan menjadi isu moral milik bersama yang harus terus disuarakan dan dikenalkan kepada masyarakat melalui pemuda-pemudi lintas agama.
Penulis: Titah Saputri
Editor: Shira Sahira