SEKA Muhammadiyah Kalimantan Barat; Pengkaderan Sekolah ECO Bhineka untuk Merawat Kerukunan dan Lingkungan

Sekolah SEKA, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu 22 Juli 2023 ( Photo By Panitia Penyelenggara)

 

Sahabat ECO Bhinneka (SEKA) Muhammadiyah ECO Bhinneka Muhammadiyah Kalimantan Barat telah berjalan setahun, maka perlu mengadakan pelatihan lebih lanjut lewat Sekolah SEKA ECO Bhinneka Muhammadiyah dengan tema “Kader Kerukunan dan Lingkungan” di Hotel Harris Pontianak. (22/07).

Ruang-ruang diskusi yang inovatif sesuai dengan arah SEKA dalam melakukan aksi sosial dengan upaya merawat kerukunan dalam aksi – aksi penyelamatan lingkungan. SEKA juga melakukan gerakan dalam membangun komunitas yang tangguh dan inklusif di mana para pelaku agama menjadi pendukung berkelanjutan Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan (Freedom of Religion or Belief/FoRB) dan perdamaian antar agama, melalui Eco Bhinneka. 

Sambutan dan Pembukaan oleh Uray M Amin selaku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat menyampaikan bahwa pelaksanaan sekolah eco bhineka pada hari ini adalah momen yang tepat sekali karena Muslim kini masuk di tahun baru hijriyah 1445. Hijriyah yang dimaknai sekarang kita mencoba menggeser beberapa hal. 

“Dalam tahapan praktek, dulu individual sekarang kita sudah komunal. Terbukti sudah tidak individu lagi, muhammadiyah mengajak lintas iman untuk memikirkan ekosistem kita.” tambah Uray.

“Keseimbangan alam perlu dijaga seperti pengurang plastik, memikirkan bagaimana menggunakan barang yang bisa di daur ulang. Titik tekan kita bukan hanya lingkungan memainkan kejiwaan. Lintas iman ini didiami tidak hanya muslim melainkan banyak agama. Hal ini memerlukan kesepakatan yang luas.” tegas Uray.

Uray memaparkan bahwa gradasi kebijakan pemerintah terjadi saat ini. Sebagai contoh, di Srilanka ada menteri khusus tentang kelapa. Di Indonesia, dalam kementerian terjadi kondisi dimana adanya pembagian pengelolaan kelapa. 

“Saya mengalami sebagai usahawan, ketika kelapa dipetik maka kelapa akan mengelola banyak atau banyak manfaat. Dalam SEKA, jangan sampai kita menggunakan bahan karbon yang panjang kan berproses panjang dalam tubuh kita.” tambah Uray. 

Proses karbonisasi air kelapa tadi dan tempurung  kelapa bisa menjadi arang aktif. Di tahun 2009 industri arang aktif di Kalimantan Barat tidak berfungsi lagi padahal arang aktif bisa digunakan sebagai media industri yang mampu menghilangkan bau racun. Padahal, industri pertambangan sebaiknya di sirkulasi dengan arang aktif.

Kebijakan pemerintah tidak mampu menumbuhkan kelapa, kalau pemerintahan consent dengan depot air minum saja bahkan sampai sekarang tidak terkontrol. 

“Betapa banyak rantai makanan yang bisa hidup, sekarang kelapa digantikan dengan sawit. SEKA ini juga memikirkan rantai karbon.” tambah Uray.

Hal-hal seperti SEKA dan pemerintah perlu saling peduli. Mudah-mudahan suara kita didengar karena lintas iman, bahwa kita punya tanggung jawab yang tinggi sehingga bisa kita jalankan sama-sama.

 

“Untuk lebih tajamnya ini perlu disuarakan berulang-ulang ibarat kapas yang kena terpaan angin maka harus terus dihembuskan agar terus bersuara kemudian aktualisasikan. Misalnya kunjungi tempat pembuatan mie, pembuatan air minum, libatkan pemerintah. Mudah-mudahan SEKA betul-betul bisa menjadi suara untuk hal kecil dan kebijakan pemerintah pun mampu terdegradasi.” ucap Uray.

Octavia Shinta Aryani selaku Regional Manager Eco Bhinneka Muhammadiyah, menyampaikan tujuan sekolah Eco Bhineka bahwa selama setahun ini SEKA membuka diskusi dan memantik aksi lewat pemutaran dan bedah film kolaboratif tentang lingkungan dan merawat kerukunan. 

“SEKA berusaha untuk mampu menyampaikan arah Program ECO Bhinneka Muhammadiyah kepada masyarakat, pelajar dan mahasiswa lewat life skill yang dapat digunakan untuk mendampingi dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat, pelajar dan mahasiswa. “tambah Shinta.

Shinta juga memaparkan bawah sekolah Eco Bhineka melakukan pelatihan untuk meningkatkan kader Eco Bhineka berupa kemampuan pembuatan eco enzyme, pemanfaatan sampah/sisa kain (perca), pengelolaan sampah dari bank sampah, hidroponik sayur dan buah, serta inovasi eco print. SEKA Muhammadiyah berada pada 4 regional di Indonesia seperti di banyuwangi, solo, kalimantan barat dan maluku. Pemilihan 4 kota tersebut karena provinsi ini tahun 97 mempunyai masa kelam perihal kerukunan. 

“Misi yang hadir dengan kerukunan, sahabat semua sebagai pemuda penggiat media toleransi. Silahkan sahabat-sahabat upload kegiatan, tunjukkan pada dunia anak muda kalimantan barat khusus nya kota pontianak mempunyai tekad merawat kerukunan melestarikan lingkungan. Setiap agama mendapat pesan untuk menebar kebaikan.” tutup Shinta.

 

Penulis: Feby

Editor :KD

© 2024 Ecobhinneka Muhammadiyah. All rights reserved.