Sadar Anak Muda adalah Pemilik Masa Depan, IPM Tuntut Kebijakan yang Berpihak pada Lingkungan

Pelajar dari kota Banjarbaru laksanakan kampanye ke semua orang agar menghentikan merusak Alam Ciptaan Tuhan di Bukit Sirkuit, Sungai Ulin, Banjarbaru. (Foto oleh IPM Kalimantan Selatan)

 

Melalui Gerakan Student Earth Generation, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) gelar Aksi Pelajar untuk Iklim serentak pada Sabtu (29/10/2022) di 217 titik wilayah se Indonesia. Aksi ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda sekaligus menyongsong kehadiran G20 and COP27 pada November mendatang. Ragam kegiatan dalam aksi ini di antaranya yaitu: diskusi, land mark atau jalan sehat, tanam pohon, sedekah pohon, hingga bersih sampah.

 

Student Earth Generation sendiri merupakan gerakan yang diinisasi oleh IPM untuk keberpihakan Pelajar Muhammadiyah dalam lingkungan hidup berupa ecoliteracy, aksi bersama, dan kampanye. Aksi Pelajar untuk Iklim ini mendapat dukungan dari beragam komunitas yang concern terhadap isu lingkungan, antara lain Eco Bhinneka Muhammadiyah, GreenFaith, dan Eco Nusa.

 

Ketua Bidang Lingkungan Hidup PP IPM Kholida Annisa mengungkapkan bahwa tahun 2030 diprediksi menjadi tahun krisis iklim yang melanda di mana-mana. “Aksi pelajar penting sebagai bentuk kepedulian pemuda dalam merespon permasalahan lingkungan hidup,” katanya. Menurut Kholida, sampai saat ini tidak ada kebijakan signifikan terutama dari pemangku kebijakan untuk mencegah datangnya krisis iklim.

 

Desak Pemerintah untuk Ambil Kebijakan yang Berpihak pada Lingkungan

 

Selaku Koordinator Nasional Aksi tersebut, Kholida juga menyampaikan bahwa Aksi Pelajar untuk Iklim bertujuan untuk mendorong para pelajar untuk memahami lebih dalam permasalahan lingkungan di sekitarnya, melalui aksi nyata bersama lintas komunitas, serta menyampaikan tuntutan kepada para pemimpin untuk lebih serius melakukan kebijakannya dalam mengatasi krisis iklim.

 

“Gerakan Aksi Pelajar untuk Iklim ini diharapkan turut menyadarkan masyarakat lainnya dan mendesak pemerintah untuk segera mengambil kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan generasi masa depan.” terangnya.

 

elajar Muhammadiyah dari Kota Banjarbaru laksanakan aksi doa bersama yang menelan 3 korban nyawa, 2 di antaranya anak – anak di lubang bekas tambang pasir di Bukit Sirkuit, Sungai Ulin, Banjarbaru. (Foto oleh: IPM Kalimantan Selatan)

 

Anak-Anak Muda adalah Pemilik Masa Depan

 

Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah Hening Parlan menegaskan pentingnya keterlibatan anak muda dalam merespon krisis iklim. “Anak-anak muda ini adalah kelompok pemilik masa depan, yang pada saatnya mereka akan jadi pemimpin-pemimpin di masa yang akan datang. Keterlibatan mereka mulai saat ini, menunjukkan bahwa ada kepedulian dan ada rasa kekhawatiran dari mereka bahwa dampak dari perubahan iklim ini memang sudah sangat terasa dan semua orang membutuhkan aksi.” ungkapnya.

 

Menurut Hening, kelompok muda bisa mengambil bagian bukan hanya pada diskusi, tetapi juga aksi-aksi di lapangan. Selain itu, aksi ini perlu dilakukan untuk mendorong adanya perubahan kebijakan atau advokasi kebijakan, dan proses awareness baik awareness untuk kelompok muda maupun untuk publik.

 

“Kami merasa bahwa keterlibatan ini  harus didukung oleh semua pihak, termasuk program Eco Bhinneka Muhammadiyah yang di dalamnya memang mendorong isu-isu lingkungan untuk menjadi solusi dalam proses keberagaman.” imbuh Hening. “Pada saatnya isu-isu lingkungan adalah aksi yang akam mempertemukan semua pihak untuk melaksanakan aksi bersama.” pungkasnya.

 

Pelajar dari Kabupaten Badung usai laksanakan kegiatan bersih pantai di Pantai Jerman, Kuta, Kab Badung, Bali (Foto oleh: IPM Bali)

 

Narasi yang Ditampilkan pada Aksi Pelajar untuk Iklim

 

Aksi Pelajar untuk Iklim mengajak para peserta aksi membuat dan membawa poster, spanduk, dan atau alat peraga kampanye lainnya dengan narasi-narasi sebagai berikut: ‘Berhenti menghancurkan Alam ciptaan Tuhan’, ‘ Stop Deforestasi, ’Bumi adalah Masjid Kita’, ‘Melindungi Planet Ini adalah Ibadah Kami’, ‘Bangun dan dukung ekosistem pekerjaan hijau’, ‘Stop pembiayaan energi fosil’, dan atau narasi lain yang bermakna serupa. Adapun Aksi Pelajar untuk Iklim disebarluaskan melalui media sosial instagram dan twitter menggunakan tagar #AksiPelajarUntukIklim, #AksiMudaJagaIklim, #AkuJagaLaut, #DefendingParadise, #Faith4climate.

 

(Farah/Eco Bhinneka)

© 2024 Ecobhinneka Muhammadiyah. All rights reserved.