Eco Bhinneka regional Surakarta menggelar pelatihan menulis laporan studi untuk sederek Eco Bhinneka yang telah terlibat dalam proses program ini sejak 2022 lalu. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 21 mei 2023 dengan menggunakan working space milik PEMDA Surakarta yakni Hetero Space. Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini berjumlah 17 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki 2 diantaranya merupakan pemuda Kristen dan tokoh agama Budha. Peserta perempuan terdiri dari 9 orang, 1 diantaranya beragama Kristen. Pelatihan kali ini juga tidak luput melibatkan perwakilan dari komunitas difabel. Secara keseluruhan latar belakang peserta sangat beragam mulai dari pelajar SMP, Karang Taruna, aktivis perempuan, difabel, mahasiswa, komunitas kerukunan, aktivis lingkungan, hingga tokoh agama.
Kegiatan ini diselenggarakan mengingat urgensi dalam menulis dan mempublikasikan pada khalayak terkait cerita baik yang ada di regional Surakarta. Hal ini juga sebagai tindak lanjut dari evaluasi bahwa selama ini program Eco Bhinneka Surakarta masih banyak berorientasi melaporkan pencapaian atau cerita baik hanya melalui penuturan saja namun tim ini menyadari pentingnya itu di tuliskan dan disebar luaskan. Cerita-cerita baik atau cerita perubahan dari aktor kunci yang secara langsung merasakan dampak dari program ini. Kami berharap mereka dapat secara terbuka bisa menuliskan semua pengalaman yang mereka alami selama berproses dengan Eco Bhinneka. Tulisan dari peserta tersebut dapat menjadi bahan kajian terhadap intervensi yang telah kami berikan. Kegiatan ini juga menjadi wadah dalam memotret dinamika dan pengetahuan yang muncul dari akar rumput yang sekiranya dapat direplikasi atau dimodifikasi pada seting yang berbeda di Surakarta maupun seluruh Indonesia.
Proses dalam penyelenggaraan pelatihan ini melibatkan 1 orang narasumber dan 1 orang fasilitator yaitu Ibu Hajar Nur Setyowati (Pimred Suara Aisyiyah) dan Ibu Dede Dwi Kurniasih (PPNA). Ibu Hajar mengajak seluruh peserta untuk mulai menulis gagasan cerita baik yang memiliki dampak, inovatif, berkelanjutan, dan bisa direplikasi dimana saja. Sedangkan Ibu Dede, membantu peserta melakukan analisis atas pengalaman yang telah peserta lalui selama proses program ini dengan menggunakan analisis ice berg model.
Meski latar belakang pendidikan dan usia peserta sangat beragam namun mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan dari pagi hingga sore hari ini. Seluruh peserta sudah memiliki draft tulisan yang akan mereka ikutkan pada tahap tindak lanjut dari kegiatan ini yaitu sayembara tulisan Eco Bhinneka dan tulisan dari 15 peserta terbaik akan di terbitkan dalam buku antologi Eco Bhinneka Surakarta. Seluruh peserta merasa bahwa program Eco Bhinneka sangat berdampak bagi kehidupan mereka seperti yang telah disampaikan oleh Damay (Pelajar Kristen Solo, 14 tahun) “saya sudah mengikuti acara Eco Bhinneka sudah lima kali, banyak perubahan yang ada di diri saya termasuk saya tidak takut lagi untuk berbicara di depan umum dan terbuka dengan berbagai orang-orang dengan latar belakang berbeda”.
(Uswa)