Setiap individu adalah seorang pembaharu. Individu yang mendukung kerukunan antarumat beragama dan peduli pelestarian lingkungan harus mempunyai empati. Empati bukan hanya kepada sesama manusia, tetapi juga terhadap alam. “Hari ini adalah salah satu tools, bahwa teman-teman yang terpilih sebagai finalis pembuatan video kemudian dapat berkolaborasi menjadi sebuah gerakan,” demikian yang disampaikan Hening Purwati, Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah.
Mufti Syafi’i, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah berharap bahwa kesadaran akan toleransi menjadi kesadaran semua pihak. Tidak hanya satu pihak tertentu. “Kami berharap bahwa kegiatan ini menjadi kontribusi dalam menciptakan kehidupan kita menjadi lebih baik,” tambahnya.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Rifa’atul Mahmudah menyampaikan bahwa dengan adanya diskusi ini diharapkan dapat menjadikan kita sebagai ummatan wasathan (tengah), tidak bersikap berlebihan. Sikapmya seimbang antara personel dan sosial. Umat yang adil dan terbaik. Hal yang perlu disiapkan sebagai umat wasathan yakni karakter yang tegas dan luwes dalam sikap dan wawasan. Proses manusia beriman tidak boleh dengan paksaan, konsepnya dengan saling mengenal satu sama lain. Umat yang bersikap moderat adalah mereka yang toleran, menghargai perbedaan pendapat. “Kerukunan atau perdamaian diawali dari diri kita sendiri. Kerukunan dan perdamaian akan menciptakan ketenteraman hidup,” ungkapnya.
Serangkaian materi ini disampaikan dalam kegiatan Diskusi Keragaman Video Kreatif Eco Bhinneka pada 30 April 2023 melalui zoom meeting. Abdillah Baraas, Wakil Ketua Ijen Geo Park menjelaskan bahwa aktivitas mengunggah gambar atau video di media sosial adalah yang paling sering dilakukan. Maka sudah tepat kiranya, diadakan lomba pembuatan video kreatif ini. Agar kampanye pelestarian lingkungan dengan melibatkan lintas agama dan komunitas dapat dilaksanakan dengan optimal. Video dari para peserta dapat diunggah di media sosial. Beberapa hal yang perlu disampaikan kepada masyarakat adalah tentang masalah besar pelestarian lingkungan di Banyuwangi pada khususnya dan Indonesia pada umumnya, yakni persoalan sampah, banjir, dan rusaknya ekosistem laut.
Edy Fakhrurahman dan Vicky Hendri Kurniawan dari Dinas Komunikasi, Informasi, dan Persandian Banyuwangi. Bahwasanya membuat video kreatif itu harus memperhatikan premis cerita, yakni karakter tokoh, tujuan tokoh, halangan tokoh dalam mencapai tujuan, dan resolusi.
Dalam kegiatan ini juga diumumkan 6 (enam) pemenang lomba Video Kreatif Eco Bhinneka. Winda, Regional Manager Eco Bhinneka Banyuwangi membacakan surat keputusan dewan juri, yang berasal dari Departemen Pustaka, Informasi, dan Teknologi PP Nasyiatul Aisyiyah, Jurnalis Muhammadiyah, dan Penyiar Radio. Para pemenang berasal dari lintas iman (pelajar dan mahasiswa) dan pegiat lingkungan di Banyuwangi.
Kegiatan ditutup oleh Program Manager Eco Bhinneka Muhammadiyah, Surya Rahman Muhammad. “Di tengah era digital kita perlu mengembangkan ide kreatif. Ada berbagai pilihan media kampanye secara visual. Kegiatan semacam ini perlu dikembangkan melalui platform Eco Bhinneka Banyuwangi,” pungkasnya.
Peserta dari Eco Green Team Pedia, Harsono berharap bisa berjumpa dan diskusi tentang gerakan pelestarian lingkungan lebih lanjut dengan tim Eco Bhinneka, “Luar biasa, mungkin butuh ketemu dan duduk bersama sambil diskusi untuk ke depannya,” ungkapnya.