Foto Kegiatan Gala Dinner Eco Bhinneka Muhammadiyah Regional Banyuwangi, Mei 2024
Gala Dinner Eco Bhinneka Muhammadiyah regional Banyuwangi bersama Faith to Action Network (F2A) dari Kenya diadakan pertama kali di Hotel Surya, Banyuwangi, pada pukul 19.00 WIB. Acara ini dihadiri oleh Among (Anak Muda Eco Bhinneka Blambangan), tokoh agama lintas iman, Kepala Desa Glagahagung, Kepala SMK Muhammadiyah 8 Siliragung, dan konunitas lingkungan. Diskusi santai disertai makan malam bersama itu merupakan acara penutup yang dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2024. Setelah diselenggarakannya Monitoring and Gathering dan besuk sungai.
Suasana membahagiakan terbangun malam itu karena tokoh agama mengajak keluarga tercinta untuk bergabung menikmati makan malam dan diskusi. Sembari menyantap hidangan, para tokoh agama memberikan tanggapan atas kegiatan Eco Bhinneka regional Banyuwangi yang telah mereka bersamai 2 (dua) tahun ini. Wiyono, tokoh agama Kristen menyampaikan bahwa banyak hal yang didapatkan. Terutama dunia yang ditempati ini sedang tidak baik-baik saja sehingga dibutuhkan kerja sama semua pihak. Ternyata di dalam Eco Bhinneka beliau bisa mendapatkan jawaban, masih banyak orang yang peduli. Sebaik-baiknya hidup adalah hidup yang bermanfaat bagi orang lain dan alam. Hidup tidak hanya kelompok, hidup harus menjadi berkat bagi mahluk yang lain.
Eco Bhinneka sudah mulai diterima oleh masyarakat khususnya warga desa Glagahagung yang merupakan desa dampingan Eco Bhinneka. Banyak sekali manfaat yang telah diterima oleh warga desa. Dampak adanya pelatihan dan diskusi antarwarga lintas iman sangat dirasakan. “Warga kami yang ikut pelatihan sudah mahir dan sukses membuat eco enzyme. Kami merasa sangat terbantu sebab dengan adanya Eco Bhinneka pemberdayaan di desa kami semakin meningkat. Sampah yang tadinya tidak berfungsi akhirnya bisa memiliki nilai ekonomis.” Tutur Mimin Budiarti, Kepala Desa Glagahagung. Beliau juga berterima kasih karena Eco Bhinneka sudah memberikan ruang kepada pemerintah desa untuk mempersatukan warga lintas agama, stakeholder kepemudaan, dan pemerintah desa secara bersama-sama bersatu berkegiatan bersama. Ini sangat langka dan belum pernah terjadi di desa Glagahagung.
Pengalaman menarik selama Besuk Sungai Kali Baru di Siliragung menurut Erick Oloo daru F2A Kenya sangat seru karena ia bisa turut terjun langsung untuk mengikuti aktivitas Besuk Sungai. Erick sangat tertarik dan kagum dengan semangat pelajar SMK Muhammadiyah 8 Siliragung yang merupakan sekolah dampingan Eco Bhinneka. Mulai dari membuka akses jalan menuju sungai, sampai membawa banyak peralatan yang akan digunakan untuk membuat eco brick dengan medan yang sangat curam. “Saya mendapat pengalaman kebersamaan, tanpa adanya kebersamaa kita tidak bisa menjalani sesuatu yang bersifat sosial terutama masalah lingkungan,” ucap Erick. Beliau bercerita bahwa di Kenya belum segiat ini. Upaya mereka dalam mengurangi sampah plastik yaitu dengan cara mengurangi produksi botol plastik.
Foto Kegiatan Gala Dinner Eco Bhinneka Muhammadiyah Regional Banyuwangi, Mei 2024
Program kerja Eco Bhinneka ternyata menjadi inspirasi untuk umat Katolik. Hal ini diungkap oleh Yoseph Sumiyatna, tokoh agama Katolik. Setiap tahunnya Gereja Katolik mengadakan APP (Aksi Puasa dan Pembangunan) yang merupakan penjabaran dari surat Paulus Fransiskus yang menginginkan semua umat mengembalikan keutuhan ciptaan Tuhan. Pada 2023 APP mengambil tema “Keadilan Ekologis” dan pada tahun 2024 mengambil tema “Mengembangkan Ekonomi Ekologis.” Eka Wahyu Widayat, tokoh agama Budha, juga merupakan guru di salah satu sekolah yang terdapat pembelajaran P5 di dalamnya. Beliau memasukkan proyek pembuatan Eco Enzyme yang telah beliau kuasai untuk diajarkan kepada siswa-siswanya. Sehingga siswanya memiliki pengalaman baru.
Pada kesempatan ini, tokoh agama Hindu diwakili oleh Witoyo yang baru pertama kali mengikuti kegiatan Eco Bhinneka karena adanya pergantian kepengurusan di PHDI Banyuwangi. Harapan yang sangat besar dari beliau untuk Eco Bhinneka yaitu bisa segera menghadap ke pemerintah daerah untuk menyusun suatu peraturan daerah yang menyinggung masalah sampah. “Jika saya tengok yang ditunjukkan oleh Eco Bhinneka ini adalah salah satu cipta mencintai lingkungan. Maka sebesar apapun, segiat apapun kita bekerja untuk membersihkan lingkungan juga perlu bisikan ke pemerintah kabupaten atau pusat. Eco Bhinneka harus punya pandangan umum kepada pemerintah kabupaten (Bupati). Jadi kita harus mempunyai regulasi dan sistem yang jelas,” tuturnya.
Foto Kegiatan Gala Dinner Eco Bhinneka Muhammadiyah Regional Banyuwangi, Mei 2024
(Maydini/Winda)