Ecobhinneka regional Surakarta menggelar forum dialog pemuda(i) lintas iman yang ada di kota Surakarta. Acara ini melibatkan 25 orang pemuda(i) lintas iman yang terdiri dari pemuda(i) Islam baik dari komunitas IPM, siswa(i) SMA Muh 6 Surakarta, maupun dari Karang Taruna. Kemudian juga melibatkan siswa dari SMA Negeri 3 Surakarta, SMA Ursulin/yayasan Kristen Solo, pemuda(i) karang taruna yang beragama Nasrani, serta beberapa perwakilan dari pemuda Hindu, Budha, aktivis Nasyiatul Aisyiyah, dan tak lupa pelibatan pada komunitas difabel yang merupakan siswa dari SMA Muh 6. Sebanyak 11 orang perempuan dan 11 orang laki-laki terlibat bersama-sama menyampaikan gagasan dan rencana tindak lanjut untuk bumi yang lebih lestari.
Kegiatan ini disambut sangat baik oleh Kepala SMA Muh 6 Surakarta bahwa kegiatan Ecobhinneka ini dapat meningkatkan motivasi anak muda untuk hidup yang lebih berkelanjutan serta inklusif dengan melibatkan peserta difabel yang dimana semua orang punya potensi yang sama. Pesan selanjutnya ditambahkan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surakarta Bapak H. Rochani bahwa setiap manusia adalah khalifah di bumi untuk itu Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada sesama termasuk dengan lingkungan sekitar dan semua agama menyerukan hal yang sama untuk bisa menjaga kelestarian bumi.
Hal ini juga ditegaskan kembali oleh narasumber bapak Michael Yudha yang disampaikan kepada seluruh peserta bahwa setiap umat beragama memiliki tanggung jawab untuk mengatasi krisis iklim. Di indonesia memiliki keberagaman agama dan islam adalah negara islam yang besar dengan agama lima yang lain dan diperintahkan untuk melakukan diskusi di dari sektor terkecil hingga terbesar. Saat anda aktif di medsos tapi kurang melek lingkungan maka anda kurang beruntung. Maka anda harus bersyukur karena hari ini anda bisa dikumpulkan hari ini. sejak dilakukan deklarasi untuk keberagaman agar bisa menjadi gerakan yang sangat memahami lingkungan. Contohnya sudah ada instansi rumah ibadah dengan green technology kalo di Indonesia contohnya di masjid istiqlal Jakarta yang ternyata airnya sangat berguna dengan filterisasi jadi tidak di buang sia-sia.
Seluruh peserta berpartisipasi secara aktif dan menyampaikan gagasan serta harapannya untuk hidup yang lebih baik dan juga alam yang terjaga. Peserta semakin terbuka pemahamannya bahwa apapun latar belakang agamanya, anak-anak muda Solo punya satu kegelisahan yang sama yaitu sama-sama ingin mengatasi masalah krisis lingkungan. Mereka juga secara bebas mengekspresikan harapannya tersebut melalui seni dengan melukis harapan untuk bumi di atas totebag.
(Uswa)