
peserta ToT dari lintas iman menyimak sambutan dari pengelola Klenteng
Sebanyak 21 peserta Training of Trainer Modul Ecobhinneka Nasyiatul Aisyiyah regional surakarta pada 5 maret 2023 melakukan kunjungan ke salah satu klenteng tertua Indonesia yakni Klenteng Tien Kok Sie yang terletak di kawasan Pasar Gede Surakarta. Pada kunjungan ini, peserta disambut secara meriah dan diterima langsung oleh ketua pengelola Klenteng Bapak Sumantri. Beliau banyak menceritakan terkait sejarah dan juga diskriminasi yang pernah di alami oleh masyarakat Tionghoa termasuk dalam kebebasan beragama. Banyak dari masyarakat Tionghoa masa lalu dipaksa untuk memilih agama selain Tionghoa serta harus memiliki nama selain nama yang sudah diberikan oleh leluhurnya. Saat ini Sumantri bersyukur karena dia secara bebas dan tenang untuj dapat menjalankan ibadah tanpa adanya paksaan dan juga kekerasan dari pihak manapun. Sebagai salah satu masyarakat dengan pemeluk agama terendah di Indonesia, Sumatri merasa aman dan damai tinggal di Indonesia karena kerukunan dan toleransi yang terwujud antar sesama pemeluk agama. Ia selalu meyakini bahwa setiap manusia memiliki kebebasan dalam beribadah sesuai keyakinannya masing-masing dan negara wajib untuk melindunginya.

tampak depan Klenteng Tien Kok Sie, Klenteng tertua Indonesia yang ada di Surakarta
Saat keliling Klenteng, meski secara ukuran Klenteng ini terbilang kecil, namun klenteng ini juga menjadi tempat peribadatan tri dharma yakni Tao, Konghucu, dan Budha. Seluruh peserta yang berasal dari berbagai macam latar belakang baik agama, komunitas, dan difabel mengapresiasi dan banyak mengambil pelajaran dari kunjungan ini terutama pada nilai keberagaman dan anti diskriminasi pada masyarakat yang di klaim minoritas, sejatinya setiap manusia dan masyarakat Indonesia punya hak yang sama dan punya kewajiban yang sama untuk merajut kerukunan dan menjaga lingkungan untuk Indonesia yang tentram dan lestari.

dialog pengelola klenteng dengan program manager Ecobhinneka
(Uswa)