Regional Manager Eco Bhinneka Pontianak Ajak Pemuda Bangun Keharmonisan dan Kelestarian Bumi

Foto Bersama Para Peserta & Narasumber Dialog Pemuda Lintas Iman

Octavia Shinta Aryani, Regional Manager Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak, menjadi narasumber tentang Keharmonisan Umat Beragama dan Masa Depan Bumi dalam Dialog Pemuda Lintas Agama pada 27 Januari 2024. Acara yang mengangkat tema Peran Pemuda Lintas Agama dalam Menjaga Keharmonisan Umat Beragama dan Masa Depan Bumi ini, dilaksanakan di Kota Pontianak oleh Lembaga Hubungan Umat Beragama dan Peradaban (LHUBP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat.

Dalam paparannya, Shinta menyoroti pentingnya keberagaman yang jika dikelola dengan baik, merupakan warisan, kekayaan, sekaligus kekuatan luar biasa terutama bagi Indonesia.  “Dengan lebih dari 17.000 pulau, lebih dari 270 juta jiwa penduduk, lebih dari 700 bahasa, lebih dari 300 kelompok etnik atau Suku bangsa, dan lebih banyak lagi budaya serta tradisi yang berbeda, masyarakat Indonesia diwarisi potensi kekayaan budaya sekaligus tantangan dalam menjaga keharmonisannya,” paparnya.

Lebih lanjut, wanita yang berprofesi menjadi guru di SD Muhammadiyah 6 Pontianak ini, menganggap bahwa dalam hal ini pemuda dianggap memiliki peran sentral dalam membangun jembatan antaragama, melalui dialog dan kerjasama, membuka pintu pemahaman yang lebih baik.   “Keharmonisan umat beragama, bukan hanya tujuan tetapi juga pondasi yang kokoh untuk perdamaian dunia secara keseluruhan. Menciptakan perasaan kesamaan dan saling menghormati adalah langkah awal menuju masyarakat yang inklusif,” ungkapnya.

Foto Octavia Shinta (Narasumber Dialog Pemuda Lintas Iman)

Selain itu, imbuhnya, tantangan global seperti perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan kehilangan keanekaragaman hayati menghadapkan kita pada keharusan untuk dengan segera melakukan tindakan bersama dan kolaboratif dalam rangka tidak hanya menjaga keharmonisan hubungan sesame manusia juga harmoni hidup bersama dalam satu bumi yang sama.

Dalam upayanya membangun komunitas yang tangguh dan inklusif, Shinta memperkenalkan program Eco Bhinneka Muhammadiyah yang telah dilaksanakan sejak Desember 2021 di Pontianak. “Program ini menggabungkan aksi pelestarian lingkungan sebagai sarana untuk membangun dialog antar pemuda lintas iman, menciptakan perdamaian, dan menjaga keharmonisan,” kata Shinta.

Foto Peserta Dialog Pemuda Lintas Iman

Pada kesempatan ini, Shinta yang juga saat ini aktif sebagai Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum dan Pengajaran di SD tempat ia mengajar, mengajak peserta dengan permainan interaktif. Permainan ini bertujuan untuk mengatasi prasangka melalui refleksi dan simbolis, di mana peserta menuliskan prasangka yang timbul secara sadar atau tidak di dalam benaknya tentang yang berbeda kepercayaan dan keyakinan dengannya. Prasangka tersebut lalu dibacakan dan dikomentari bersama. Prasangka – prasangaka ini kemudian secara bersama – sama, kemudian di buang ketempat sampah.

“Pertama mengingatkan bahwa mengambil tanggung jawab kecil kita terhadap sampah – sampah yang yang kita hasilkan adalah langkah pertama, yang kedua, membuang segala prasangka tersebut diharapkan dapat menggambarkan bahwa prasangka itu sudah dapat dijawab secara langsung lewat dialog – dialog yang dilakukan,” ceritanya. 

Menurut Shinta, dialog lintas agama adalah media penting untuk memperkuat keharmonisan umat beragama. “Jika bersatu dalam semangat keberagaman, pemuda dapat menjadi agen perubahan dan memimpin langkah-langkah keberlanjutan untuk mencapai masa depan bumi yang lebih baik,” pungkasnya.

Editor : Farah